Jawa Tengah
Jawa Tengah |
— Provinsi — |
|
Motto: "Prasetya Ulah Sakti Bhakti Praja"
(Berjanji akan berusaha keras dan setia terhadap negara) |
Peta lokasi Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |
Hari jadi | 15 Agustus 1950 |
Ibu kota | Semarang |
Koordinat | 8º 30' - 5º 40' LS
108º 30' - 111º 30' BT (termasuk Kepulauan Karimunjawa) |
Pemerintahan |
- Gubernur | Bibit Waluyo |
- Wakil Gubernur | Dra. Hj. Rustriningsih, M.Si |
Luas |
- Total | 32.548,20 km2 (12.566,9 sq mi) |
Populasi (2010)[1] |
- Total | 32.380.687 |
- Kepadatan | 994,9/km² (2.576,7/mil² ) |
Demografi |
- Suku bangsa | Jawa (98%), Sunda (1%) [2], Tionghoa, dll. |
- Agama | Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kejawen |
- Bahasa | Bahasa Jawa, Indonesia, Sunda, Tiochiu, Mandarin |
Zona waktu | WIB |
Kabupaten | 29 |
Kota | 6 |
Kecamatan | 534 |
Desa/kelurahan | 854031820 |
Situs web | www.jatengprov.go.id |
[3] |
Jawa Tengah adalah sebuah
provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah
Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi
Jawa Barat di sebelah barat,
Samudra Hindia dan
Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan,
Jawa Timur di sebelah timur, dan
Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi
Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan
Jawa Barat), serta
Kepulauan Karimun Jawa di
Laut Jawa.
Pengertian
Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung"
budaya Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku
Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga
Tionghoa-Indonesia,
Arab-Indonesia dan
India-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.
Sejarah
Jawa Tengah sebagai provinsi dibentuk sejak
zaman Hindia Belanda. Hingga tahun
1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah (
gewesten) yakni Semarang,
Rembang,
Kedu,
Banyumas, dan
Pekalongan.
Surakarta masih merupakan daerah swapraja kerajaan (
vorstenland) yang berdiri sendiri dan terdiri dari dua wilayah,
Kasunanan Surakarta dan
Mangkunegaran, sebagaimana
Yogyakarta. Masing-masing
gewest terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu itu
Rembang Gewest juga meliputi
Regentschap Tuban dan
Bojonegoro.
Setelah diberlakukannya
Decentralisatie Besluit tahun
1905,
gewesten diberi
otonomi dan dibentuk
Dewan Daerah. Selain itu juga dibentuk
gemeente (
kotapraja) yang otonom, yaitu
Pekalongan,
Tegal, Semarang,
Salatiga, dan
Magelang.
Sejak tahun
1930, provinsi ditetapkan sebagai daerah otonom yang juga memiliki Dewan Provinsi (
Provinciale Raad). Provinsi terdiri atas beberapa
karesidenan (
residentie), yang meliputi beberapa kabupaten (
regentschap), dan dibagi lagi dalam beberapa kawedanan (
district). Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 5 karesidenan, yaitu: Pekalongan,
Jepara-Rembang, Semarang, Banyumas, dan Kedu.
Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun
1946 Pemerintah membentuk daerah swapraja
Kasunanan dan Mangkunegaran; dan dijadikan karesidenan. Pada tahun 1950 melalui Undang-undang ditetapkan pembentukan kabupaten dan kotamadya di Jawa Tengah yang meliputi 29 kabupaten dan 6 kotamadya. Penetapan Undang-undang tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah, yakni tanggal
15 Agustus 1950.
Pemerintahan
Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29
kabupaten dan 6
kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 545
kecamatan dan 8.490
desa/
kelurahan.
Sebelum diberlakukannya Undang-undang Nomor 22/1999 tentang
Pemerintahan Daerah, Jawa Tengah juga terdiri atas 4 kota administratif, yaitu
Purwokerto,
Purbalingga,
Cilacap, dan
Klaten. Namun sejak diberlakukannya Otonomi Daerah tahun
2001 kota-kota administratif tersebut dihapus dan menjadi bagian dalam wilayah kabupaten.
Menyusul otonomi daerah, 3 kabupaten memindahkan pusat pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu
Kabupaten Magelang (dari Kota Magelang ke
Mungkid),
Kabupaten Tegal (dari Kota Tegal ke
Slawi), serta
Kabupaten Pekalongan (dari Kota Pekalongan ke
Kajen).
Daftar kabupaten dan kota
Daftar gubernur
Gubernur Jawa Tengah saat ini adalah
Bibit Waluyo. Struktur Pemerintahan Daerah Jawa Tengah terdiri atas
Sekretariat Daerah (yang meliputi 3 asisten dan membawahi 9 biro), 19
dinas, 6
kantor, 15
badan, serta 7 badan rumah sakit daerah.
Perwakilan
Jawa Tengah mengirim 77 wakil dari sepuluh daerah pemilihan ke
DPR RI dan empat wakil ke
DPD.
DPRD Jawa Tengah hasil
Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari sepuluh partai, dengan perincian sebagai berikut:
[4][5]
Geografi
Relief
Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki kemiringan 0-2%, 31% lahan memiliki kemiringan 2-15%, 19% lahan memiliki kemiringan 15-40%, dan sisanya 12% lahan memiliki kemiringan lebih dari 40%.
Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran rendah yang sempit. Di kawasan
Brebes selebar 40 km dari pantai, dan di
Semarang hanya selebar 4 km. Dataran ini bersambung dengan depresi Semarang-Rembang di timur.
Gunung Muria pada akhir
Zaman Es (sekitar 10.000 tahun SM) merupakan pulau terpisah dari Jawa, yang akhirnya menyatu karena terjadi endapan aluvial dari sungai-sungai yang mengalir. Kota Demak semasa
Kesultanan Demak (abad ke-16 Masehi) berada di tepi laut dan menjadi tempat berlabuhnya kapal. Proses sedimentasi ini sampai sekarang masih berlangsung di pantai Semarang.
Di selatan kawasan tersebut terdapattan kawasan tersebut terdapat
Pegunungan Kapur Utara dan
Pegunungan Kendeng, yakni pegunungan kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang hingga
Lamongan (Jawa Timur).
Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah Pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan. Rangkaian Pegunungan Serayu Utara membentuk rantai pegunungan yang menghubungkan rangkaian Bogor di Jawa Barat dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar rangkaian pegunungan ini sekitar 30-50 km; di ujung baratnya terdapat
Gunung Slamet dan bagian timur merupakan
Dataran Tinggi Dieng dengan puncak-puncaknya
Gunung Prahu dan
Gunung Ungaran. Antara rangkaian Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang membentang dari
Majenang (Kabupaten Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini terdapat gunung berapi
Sindoro dan
Sumbing, dan sebelah timurnya lagi (kawasan Temanggung dan Magelang) merupakan lanjutan depresi yang membatasi
Gunung Merapi dan
Gunung Merbabu. Pegunungan Serayu Selatan merupakan pengangkatan zone Depresi Bandung.
Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki dataran rendah yang sempit, dengan lebar 10-25 km. Perbukitan yang landai membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur Yogyakarta merupakan daerah pegunungan kapur yang membentang hingga pantai selatan Jawa Timur.
Hidrologi
Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa (572 km); memiliki mata air di
Pegunungan Sewu (
Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara, melintasi
Kota Surakarta, dan akhirnya menuju ke Jawa Timur dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya). Sungai-sungai yang bermuara di Laut Jawa diantaranya adalah
Kali Pemali,
Kali Comal, dan
Kali Bodri. Sedang sungai-sungai yang bermuara di
Samudra Hindia diantaranya adalah
Serayu dan
Kali Progo. Diantara waduk-waduk yang utama di Jawa Tengah adalah
Waduk Gajahmungkur (Kabupaten Wonogiri),
Waduk Kedungombo (Kabupaten Boyolali dan Sragen),
Rawa Pening (Kabupaten Semarang),
Waduk Cacaban (Kabupaten Tegal), Waduk Malahayu (Kabupaten Brebes), dan Waduk Sempor (Kabupaten Kebumen).
Gunung berapi
Terdapat 6 gunung berapi yang aktif di Jawa Tengah, yaitu:
Gunung Merapi (di Boyolali),
Gunung Slamet (di Pemalang),
Gunung Sindoro (di Temanggung - Wonosobo),
Gunung Sumbing ( di Temanggung - Wonosobo), dan
Gunung Dieng (di Banjarnegara).
Keadaan tanah
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Jawa Tengah didominasi oleh tanah
latosol,
aluvial, dan
grumusol; sehingga hamparan tanah di provinsi ini termasuk tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang relatif subur.
Iklim
Jawa Tengah memiliki
iklim tropis, dengan
curah hujan tahunan rata-rata 2.000 meter, dan suhu rata-rata 21-32
oC. Daerah dengan curah hujan tinggi terutama terdapat di Nusakambangan bagian barat, dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi kekeringan di musim kemarau berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian selatan Kabupaten Wonogiri.
Penduduk
Demografi
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah 32.380.687 jiwa terdiri atas 16.081.140 laki-laki dan 16.299.547 perempuan. Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah
Kabupaten Brebes (1,732 juta jiwa),
Kabupaten Cilacap (1,644 juta jiwa), dan
Kabupaten Banyumas (1,553 juta jiwa).
Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), Solo Raya (termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.
Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,5% per tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).
Dari jumlah penduduk ini, 47% diantaranya merupakan angkatan kerja. Mata pencaharian paling banyak adalah di sektor
pertanian (42,34%), diikuti dengan
perdagangan (20,91%),
industri (15,71%), dan
jasa (10,98%).
Suku
Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah
Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai
pusat budaya Jawa, di mana di kota
Surakarta dan
Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini.
Suku minoritas yang cukup signifikan adalah
Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak diantara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya.
Selain itu di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas
Arab-Indonesia. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.
Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat pula
orang Sunda yang sarat akan budaya Sunda, terutama di wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman Blora (perbatasan dengan provinsi
Jawa Timur) terdapat komunitas
Samin yang terisolir, yang kasusnya hampir sama dengan
orang Kanekes di
Banten.
Bahasa
Meskipun
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar menggunakan
Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Solo-Jogja dianggap sebagai
Bahasa Jawa Standar.
Di samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni
kulonan dan
timuran.
Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan
Bahasa Jawa Standar. Sedang
Timuran dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, diantaranya terdiri atas Dialek Solo, Dialek Semarang. Diantara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut diantaranya adalah Pekalongan dan Kedu.
Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di
kabupaten Brebes bagian selatan, dan kabupaten Cilacap utara sekitar kecamatan
Dayeuhluhur, orang Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya.
Berbagai macam dialek yang terdapat di Jawa Tengah :
- dialek Pekalongan
- dialek Kedu
- dialek Bagelen
- dialek Semarang
- dialek Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati)
- dialek Blora
- dialek Surakarta
- dialek Yogyakarta
- dialek Madiun
- dialek Banyumasan (Ngapak)
- dialek Tegal-Brebes
Agama
Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama
Islam dan mayoritas tetap mempertahankan tradisi
Kejawen yang dikenal dengan istilah
abangan.
Agama lain yang dianut adalah
Protestan,
Katolik,
Hindu,
Buddha,
Kong Hu Cu, dan puluhan aliran kepercayaan. Penduduk Jawa Tengah dikenal dengan sikap tolerannya. Sebagai contoh di daerah
Muntilan,
Kabupaten Magelang banyak dijumpai penganut agama Katolik, dan dulunya daerah ini merupakan salah satu pusat pengembangan agama Katolik di Jawa. Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan populasi Kristen terbesar di Indonesia.
[sunting] Perekonomian
Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, dimana mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja terserap.
Kawasan
hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian utara dan selatan. Daerah Blora-Grobogan merupakan penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat sejumlah industri besar dan menengah. Daerah Semarang-Ungaran-Demak-Kudus merupakan kawasan industri utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat industri
rokok. Cilacap terdapat industri
semen.
Blok Cepu di pinggiran
Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat cadangan
minyak bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak zaman
Hindia Belanda telah lama dikenal sebagai daerah tambang minyak.
Transportasi
Jawa Tengah dilalui beberapa ruas
jalan nasional, yang meliputi jalur
pantura (menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi), jalur Tegal-Purwokerto, jalur lintas selatan (menghubungkan Bandung-Yogyakarta-Surakarta-Madiun-Surabaya), serta jalur Semarang-Solo.
Losari,
pintu gerbang Jawa Tengah sebelah barat dapat ditempuh 3,5 - 4 jam perjalanan dari Jakarta. Saat ini telah dibangun ruas jalan tol yang menghubungkan Semarang dan Solo, sehingga mempersingkat waktu tempuh dan memperlancar kegiatan perekonomian.
Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kali mengoperasikan jalur
kereta api, yakni pada tahun
1862 dengan rute Semarang-Yogyakarta, namun jalur ini sekarang tidak lagi dipakai. Saat ini jalur kereta api yang melintasi Jawa Tengah adalah lintas utara (Jakarta-Semarang-Surabaya), lintas selatan (Bandung-Yogyakarta-Surabaya), jalur Kroya-Cirebon, dan jalur Solo-Gundih-Semarang. Jalur kereta Solo-Wonogiri yang telah lama mati dihidupkan kembali pada tahun
2005.
Untuk transportasi udara,
Bandara Ahmad Yani di Semarang dan
Bandara Adi Sumarmo di Surakarta merupakan bandara komersial yang paling penting di Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat Bandara Tunggulwulung di Cilacap dan Bandara Wirasaba di Purbalingga. Penerbangan Jakarta-Semarang atau Jakarta-Surakarta dapat ditempuh dalam waktu 45-50 menit.
Komunikasi dan Media Massa
Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal merupakan kota-kota yang memiliki stasiun relay televisi swasta nasional. Beberapa stasiun televisi lokal di Jawa Tengah adalah
TV Borobudur,
Pro-TV,
Cakra Semarang TV dan
TVKU (di Semarang);
TATV (di Surakarta);
TegalTV (di Tegal);
Kebumen TV (di Kebumen); dan
Banyumas TV (di Banyumas).
Suara Merdeka, harian yang terbit dari
Semarang, adalah surat kabar dengan sirkulasi tertinggi di Jawa Tengah
[rujukan?]; harian ini juga memiliki edisi lokal
Suara Pantura dan
Suara Solo. Di samping itu terdapat koran jaringan Jawa Pos Group, baik yang terbit bersama induknya
Jawa Pos (
Radar Solo,
Radar Jogja,
Radar Semarang, dan
Radar Kudus) maupun yang terbit sendiri (
Meteor,
Solo Pos,
Radar Tegal,
Radar Banyumas,
Joglosemar).
Pendidikan Tinggi
Jawa Tengah memiliki sejumlah perguruan tinggi terkemuka, terutama di kota Semarang dan Surakarta. Perguruan tinggi negeri meliputi:
Universitas Diponegoro (Undip),
Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Walisongo di Semarang;
Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo, serta
Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Purwokerto
Sedangkan universitas swasta di Jawa Tengah antara lain
Universitas Dian Nuswantoro Semarang (UDINUS), Universitas Kristen Satya Wacana (
UKSW) di
Salatiga,
Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) dan Unika Soegijapranata di
Semarang,
STIE Bank BPD Jateng, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Magelang, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Pekalongan
UNIKAL serta Universitas Panca Sakti di Tegal.
Selain itu juga terdapat Akademi Angkatan Darat (AAD) dan SMA Taruna Nusantara di Magelang serta
Akademi Kepolisian di Semarang.
LPLP Tutuko adalah lembaga pendidikan
aviasi dan
maintenance penerbangan (mekanik) di
Surakarta (Jl. Merapi, Surakarta) dan
Yogyakarta (Jl. Sorosutan, Yogyakarta).
Pariwisata
Jawa Tengah banyak terdapat obyek wisata yang sangat menarik. Kota Semarang memiliki sejumlah bangunan kuno. Obyek wisata lain di kota ini termasuk
Puri Maerokoco (Taman Mini Jawa Tengah) [(Museum Jawa Tengah Ranggawarsita)]dan
Museum Rekor Indonesia (MURI).
Salah satu kebanggaan provinsi ini adalah
Candi Borobudur, yakni monumen
Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada
abad ke-9, terdapat di
Kabupaten Magelang.
Candi Mendut dan Pawon juga terletak satu kompleks dengan Borobudur.
Candi Prambanan di perbatasan
Kabupaten Klaten dan
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kompleks candi
Hindu terbesar di Indonesia. Di kawasan
Dieng terdapat kelompok candi-candi Hindu, yang diduga dibangun sebelum era Mataram Kuno. Kompleks candi
Gedong Songo terletak di lereng
Gunung Ungaran,
Kabupaten Semarang.
Surakarta dipandang sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, dimana di kota ini terdapat Keraton
Kasunanan dan Pura
Mangkunegaran. Obyek wisata menarik di luar kota ini adalah
Air Terjun Grojogan Sewu dan candi-candi peninggalan
Majapahit di
Kabupaten Karanganyar; serta
Museum Fosil Sangiran yang terletak di jalur Solo-Purwodadi.
Bagian selatan Jawa Tengah juga menyimpan sejumlah obyek wisata alam menarik, diantaranya
Goa Jatijajar dan
Pantai Karangbolong di
Kabupaten Kebumen, serta
Baturraden di
Kabupaten Banyumas. Di bagian utara terdapat
Obyek Wisata Guci di lereng
Gunung Slamet,
Kabupaten Tegal; serta
Kota Pekalongan yang dikenal dengan julukan 'kota batik'.
Kawasan pantura barat banyak menyimpan wisata religius. Masjid Agung Demak yang didirikan pada abad ke-16 merupakan bangunan artistik dengan paduan arsitektur Islam dan Hindu.
Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kawasan pantura barat terdapat 3 makam
wali sanga, yakni
Sunan Kalijaga di Demak,
Sunan Kudus di kota Kudus, dan
Sunan Muria di
Kabupaten Kudus. Kudus juga dikenal sebagai 'kota kretek', dan kota ini juga terdapat museum kretek.
Lihat pula
Pranala luar